Friday 16 August 2013

Kopi Untuk Pegal – Pegal



SATU lagi manfaat kopi tereksplorasi. Ser­buk hitam kecokelatan yang kerap membuat sebagian orang ketagihan ini ternyata punya manfaat lain untuk mengurangi atau meminimalkan rasa sakit atau pegal - pegal setelah workout atau latihan fisik. Seperti diberitakan di The Journal of Pain, Februari lalu, sebuah studi dari sekelompok peneliti University of Georgia. Amerika Serikat, telah membuktikan manfaat kopi atau kafein untuk tubuh.
Berkurang 48 persen
Tim ilmuwan Universitas Georgia meneliti 9 mahasiswi yang tidak mengonsumsi kafein secara reguler dan jarang melakukan latihan fisik. Para relawan itu di-set mengonsumsi kopi 1 - 2 jam sebelum workout dan melakukan latihan maksimal atau ekstra keras. Sebagian lagi melakukan workout sub-maksimal. Beberapa hari kemudian muncullah hasil pene­litian tersebut. Rasa sakit bagi relawan yang bertatih maksimal turun sekitar 48 persen, se­dangkan rasa sakit bagi relawan yang berlatih sub-maksimal turun sekitar 26 persen.
“ Jika Anda bisa menggunakan kafein untuk mengurangi rasa sakit dalam beberapa ming­gu, ini akan memudahkan transisi menuju pelatihan yang lebih baik untuk jangka yang panjang," ujar Victor Maridakis, kepala peneliti yang juga ilmuwan di Department of Kinesio­logy UGA College of Education.
KLIK DISINI Untuk Baca Selengkapnya Dalam Format Pdf

Mengapa Kopi Terasa Pahit



Suka ngopi? Tentu saja, Anda men­campurkan gula dan krim ke dalam cangkir Anda agar kopi Anda tidak terasa pahit. Akan tetapi, apakah Anda tahu mengapa kopi rasanya pahit? Pertanyaan ini kelihatan sederhana dan terlampau iseng, tetapi perlu Anda ketahui bahwa sela­ma beberapa dekade ilmuwan sibuk meneliti hal ini.
Kini, para ilmuwan mempersempit caku­pan penelitian mereka setelah berhasil mengidentifikasi dua senyawa yang bert­anggung jawab menimbulkan rasa pahit, mulai dari kopi "ringan" hingga espresso. Menurut hasil penelitian, yang juga disajikan di hadapan American Chemical Society, diketahui bahwa proses pencampuran dengan panaslah –bukan biji kopi itu sendiri– yang menghasilkan ked­ua senyawa ini. Tentu saja, temuan ini akan menghasilkan berbagai teknik pemrosesan biji kopi yang baru dan lebih
baik lagi.
Perlu diketahui, dalam secangkir kopi terdapat lebih dari 30 senyawa kimia yang masing-mas­ing berkontribusi pada karakteristik rasa, aro­ma, dan bahkan keasaman. Sejak tahun 1930-an, para ilmuwan berhasil memisahkan dan mengidentifikasi berbagai senyawa yang berperan dalam hal rasa, tetapi hanya sedikit sekali yang berhasil mengidentifikasi senyawa - ­senyawa yang menjadikan kopi terasa pahit.
KLIK DISINI Untuk Baca Selengkapnya Dalam Format Pdf

Kopi Tak Seburuk Yang DiKira


Karena dianggap tak baik bagi kese­hatan, sebagian orang menolak minum kopi. Sementara itu, sebagian yang lain --karena tak bisa menahan diri-- tetap minum kopi, meski dibayang-bayangi kekhawatiran akan reputasi buruk kopi sebagai minuman yang dapat menyebabkan tekanan darah meninggi, perasaan ge­lisah, tangan gemetar, jantung berdebar kencang, otot menegang, kadar kolesterol meningkat, membantu terjadi penyumbatan arteri, sembelit, dan diare.
Kurangi risiko penyalat
Kopi tak seburuk yang dikira. Dalam beberapa dekade terakhir ada ribuan penelitian mengenai pen­garuh kopi terhadap kesehatan. Sebagian besar hasil­nya akan membuat gembira mereka yang rutin minum kopi karena sisi baik kopi lebih banyak diban­ding sisi buruknya. Sejumlah besar bukti ilmiah me­nunjukkan bahwa minum kopi secara moderat atau tak berlebihan (sebagian menyatakan bahwa yang moderat itu adalah sekitar 3-5 cangkir per hari, seba­gian yang lain 2 cangkir per hari), dapat mengurangi risiko beberapa jenis penyakit.
Pertama, mengurangi risiko diabetes tipe 2. Kebi­asaan minum lima cangkir kopi atau lebih per hari da­pat memperbaiki pengaturan dan toleransi glukosa dan secara substansial menurunkan risiko diabetes tipe 2 (35-75 persen) pada berbagai populasi di Ameri­ka Serikat, Eropa, dan Jepang. Kopi kaya akan zat-zat antioksidan seperti quinine, lignan, asam klorogenat,tokoferol, dan mineral seperti magnesium yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin sehingga memper­baiki respons tubuh terhadap insulin dan metabolisma glukosa. Baik kopi yang mengandung kafein ataupun yang decaffeinated (kafeinnya telah dihilangkan) memiliki efek yang sama.  

KLIK DISINI Untuk Baca Selengkapnya Dalam Format Pdf 

Kopi Sempat Jadi Minuman Terlarang


Ada cerita menarik berkaitan dengan sejarah kopi. Konon, Raja Gustaff II (1594-1632) dari Swedia pernah menjatuhkan huku­man kepada dua orang bersaudara kembar. Mereka dianggap bersalah dalam suatu tindak pidana yang di­tuduhkan kepada mereka. Untuk menen­tukan siapa yang bersalah, sang raja mem­buat aturan unik dan tak lazim.Salah seorang hanya diizinkan minum kopi selama hidupnya, sedangkan seorang lagi hanya boleh minum teh. Nah, siapa yang lebih dulu meninggal, dialah yang di­anggap bersalah. Ternyata, yang meninggal duluan adalah peminum teh pada usia 83 tahun, meski sudah terlambat, dia ditetap­kan sebagai yang bersalah. Sejak saat itulah, orang Swedia dan negara-negara di kawasan Skandinavia menjadi begitu maniak dan fa­natik terhadap kopi. Mungkin mereka per­caya dengan minum kopi, umur mereka bisa lebih panjang.
Antara mitos dan sejarah
Kisah Raja Gustaff II dan aturan minum kopinya hanyalah salah satu kisah unik yang mewarnai perjalanan kopi. Di sejumlah tempat dan negara ada banyak legenda dan kisah mengenai kopi, meski kisah-kisah tersebut bercampur aduk antara mitos dan sejarah. Legenda paling masyhur dalam per­jalanan kopi adalah kisah Kaldi dan temuan "biji merah ajaibnya".Dalam satu kisah disebutkan, sekitar abad ke-3, hiduplah seorang penggembala kamb­ing di Ethiopia bernama Kaldi. Kaldi dikenal sebagai penggembala yang baik dan sangat bertanggung jawab terhadap hewan yang di­urusnya. Suatu hari, kambing-kambing tersebut tidak pulang dan Kaldi pun men­carinya. Ketika ditemukan, Kaldi melihat kelakuan aneh diperlihatkan oleh kambing­ - kambingnya, berloncatan riang gembira, seperti sedang mabuk.Tentu saja Kaldi heran dan mencari tahu apa gerangan yang menyebabkan kambing - kambing itu "menari-nari"? Kaldi kemudian tertarik oleh sekumpulan biji-biji berwarna merah mengilap yang ada di semak-semak dan dimakan oleh kambing-kambingnya. Dengan rasa ingin tahu, Kaldi pun mencoba memakan biji-biji tersebut. Sungguh ajaib, beberapa saat kemudian sang penggembala kambing itu menari-nari dengan riang, sama seperti kelakuan kambing-kamb­ingnya.
KLIK DISINI Untuk Baca Selengkapnya dalam format Pdf