Friday, 16 August 2013

Kopi Sempat Jadi Minuman Terlarang


Ada cerita menarik berkaitan dengan sejarah kopi. Konon, Raja Gustaff II (1594-1632) dari Swedia pernah menjatuhkan huku­man kepada dua orang bersaudara kembar. Mereka dianggap bersalah dalam suatu tindak pidana yang di­tuduhkan kepada mereka. Untuk menen­tukan siapa yang bersalah, sang raja mem­buat aturan unik dan tak lazim.Salah seorang hanya diizinkan minum kopi selama hidupnya, sedangkan seorang lagi hanya boleh minum teh. Nah, siapa yang lebih dulu meninggal, dialah yang di­anggap bersalah. Ternyata, yang meninggal duluan adalah peminum teh pada usia 83 tahun, meski sudah terlambat, dia ditetap­kan sebagai yang bersalah. Sejak saat itulah, orang Swedia dan negara-negara di kawasan Skandinavia menjadi begitu maniak dan fa­natik terhadap kopi. Mungkin mereka per­caya dengan minum kopi, umur mereka bisa lebih panjang.
Antara mitos dan sejarah
Kisah Raja Gustaff II dan aturan minum kopinya hanyalah salah satu kisah unik yang mewarnai perjalanan kopi. Di sejumlah tempat dan negara ada banyak legenda dan kisah mengenai kopi, meski kisah-kisah tersebut bercampur aduk antara mitos dan sejarah. Legenda paling masyhur dalam per­jalanan kopi adalah kisah Kaldi dan temuan "biji merah ajaibnya".Dalam satu kisah disebutkan, sekitar abad ke-3, hiduplah seorang penggembala kamb­ing di Ethiopia bernama Kaldi. Kaldi dikenal sebagai penggembala yang baik dan sangat bertanggung jawab terhadap hewan yang di­urusnya. Suatu hari, kambing-kambing tersebut tidak pulang dan Kaldi pun men­carinya. Ketika ditemukan, Kaldi melihat kelakuan aneh diperlihatkan oleh kambing­ - kambingnya, berloncatan riang gembira, seperti sedang mabuk.Tentu saja Kaldi heran dan mencari tahu apa gerangan yang menyebabkan kambing - kambing itu "menari-nari"? Kaldi kemudian tertarik oleh sekumpulan biji-biji berwarna merah mengilap yang ada di semak-semak dan dimakan oleh kambing-kambingnya. Dengan rasa ingin tahu, Kaldi pun mencoba memakan biji-biji tersebut. Sungguh ajaib, beberapa saat kemudian sang penggembala kambing itu menari-nari dengan riang, sama seperti kelakuan kambing-kamb­ingnya.
KLIK DISINI Untuk Baca Selengkapnya dalam format Pdf 

2 comments: