Monday, 3 June 2013

Dengkur, Implikasi Rokok pada Anak-anak


Dengkur, Implikasi Rokok pada Anak-anak
          Orang dewasa bertubuh gemuk, perokok, konsumen minuman beralkohol, penderita sinusitis atau infeksi pernapasan me­mang kerap mendengkur saat tidur. Namun tak jarang, deng­kur juga terjadi pada anak - ­anak. Biasanya, anak-anak bali­ta mendengkur saat tidur pan­jang di malam hari. Penyebab­nya ada beberapa macam. Di antaranya, karena tertahannya pernapasan akibat pembesaran  amandel (tonsil  atau adenoid). Selain itu, mungkin juga deng­kur timbul gara -gara anak menderita demam, flu, atau ra­dang tenggorokan. "Suara ger­gaji" saat tidur muncul karena ada pembengkakan pada kelen­jar di bagian hidung atau salur­an pernapasan akibat flu tadi.
Namun, kalau anak ternyata tidak sedang flu, ada juga fak­tor lain yang mempengaruhinya, yakni pengaruh kurang sehat dari lingkungan seperti padat­nya polusi asap rokok. Sepan­jang dengkur itu tidak meng­ganggu tidur anak, sebenarnya orang tua tak perlu khawatir. Sebab, dengkur akan terhenti dengan sendirinya setelah anak berusia 7 - 8 tahun. Akan tetapi, jika terjadi apnea atau napas terhenti selama mendengkur, dan menyebabkan anak sering terbangun atau rewel di malam hari, barulah orang tua perlu memberikan perhatian ekstra.
Terganggu tidaknya anak akibat apnea sewaktu tidur atau mendengkur, dapat didiagnosis melalui pemeriksaan medis. Dokter akan memasa­ngi kabel - kabel elektroda yang berhubungan dengan mesin pemantau irama pernapasan, detak jantung, dan kadar oksi­gen dalam darah pada tubuh anak.
Walau persentase terjadinya sedikit, anak bisa mendengkur terus - menerus dengan suara sangat keras. Atau, mungkin saja ia seperti berhenti men­dengkur, padahal sedang ber­usaha menarik napas. Pada ka­sus tertentu, saat mendengkur otot leher dan perut anak bisa mengejang, sehingga menim­bulkan tersedak atau tercekik. Ini terjadi saat si kecil menarik napas sewaktu tidur _____Artikel lengkapnya dapat dibaca DISINI ____

1 comment: