Hipertensi Paru : Penyakit Fatal Tanpa Gejala Khusus
Tekanan
darah tinggi ( hipertensi ) bukan
lagi penyakit yang asing. Penyakit ini berkaitan dengan
tingginya tekanan darah di pembuluh darah sistemik. Tapi bagaimana dengan hipertensi paru. ( hipertensi pulmonal )? Yang ini memang tidak populer, namun bukan berarti tidak ada penderitanya di sekitar kita. Hipertensi paru ternyata tak ada kaitannya dengan penyakit hipertensi
yang kita kenal. Ini adalah penyakit
serius di mana tekanan pada arteri di paru - paru
tidak normal. Normalnya, tekanan arteri paru - paru adalah 30 -40 mmHg. Jika tekanan mencapai 40 - 60 mmHg dikategorikan tekanan sedang. Sedangkan tekanan berat jika sudah di atas 70 mmHg.
Jika
Anda perokok, maka Anda
layak berhati - hati. Sebab, Anda
termasuk kelompok orang yang berisiko
menderita hipertensi paru. Begitu
pula mereka yang menderita penyakit
paru obstruktif kronis ( PPOK ).
Dokter
Bambang Sigit Riyanto
SpPD, penanggungjawab Poliklinik Paru
Rumah Sakit Dr Sardjito, Yogyakarta,
menjelaskan, ada dua macam hipertensi paru,
yakni hipertensi paru primer dan sekunder. Jenis yang pertama ( hipertensi
paru primer ) terjadi karena ada
kerusakan primer pada vaskulatur
pulmoner ( sistem vaskulatur di paru –
paru ) yang menyebabkan timbulnya kelainan - kelainan di pulmoner secara primer. " Hal ini akan menimbulkan
tekanan darah tinggi di
pulmoner," kata Bambang.
Sedangkan hipertensi paru
sekunder diakibatkan oleh penyakit paru, utamanya. PPOK. PPOK adalah penyakit paru yang disebabkan oleh bronkitis kronis dan emfisema paru. Bronkitis kronis sendiri pada umumnya disebabkan oleh asap rokok. Tampilan klinis dari bronkitis kronis adalah batuk lama, minimal tiga bulan dalam satu
tahun. Namun, bukan hanya
bronkitis kronis yang ditandai oleh gejala - gejala seperti itu. Tuberkulosis paru, asma, dan kanker paru juga menimbulkan gejala yang sama. Karena itu,
dalam menegakkan diagnosis, dokter harus
benar - benar teliti.
"Kalau semua itu ( tuberkulosis, asma, dan kanker paru ) bukan, berarti bronkitis kronis," kata sekretaris SMF Paru RS Dr Sardjito ini.
Lain
halnya dengan hipertensi paru sekunder
yang disebabkan oleh emfisema. Di sini, hipertensi paru terjadi karena ketidakseimbangan faktor protease ( penyebab
rusaknya jaringan / protein ) dengan
antiprotease ( yang melindungi supaya tidak terjadi kerusakan ). Emfisema sendiri adalah
suatu keadaan di mana paru - paru
mengembang tetapi abnormal, karena
terjadi kerusakan pada alveoli.
" Sehingga, walaupun parunya
membesar, tetapi ruang / luas jaringan
yang dipakai untuk ventilasi pertukaran oksigen, sempit," jelas Bambang.
Bisa
merenggut nyawa
Siapapun
yang menderita PPOK biasanya akan berujung pada
hipertensi paru sekunder. "
Ini sudah merupakan perjalanan alamiah," kata Bambang. Akibat
PPOK, pembuluh arteri di paru -paru akan mengalami
kekakuan. Tekanan darah pada pembuluh arteri tersebut
juga meningkat. Selanjutnya, terjadi pembesaran
bilik jantung kanan, dan lama - kelamaan akan terjadi kelemahan
bilik jantung kanan yang dikenal dengan gagal jantung kanan. Pada
kondisi ini, gambaran klinis yang ditunjukkan
penderita antara lain: kaki bengkak, penumpukan
cairan di rongga perut, dan jantung membengkak. Cepat atau
lambat, gagal jantung kanan bisa diikuti dengan gagal jantung kiri.
------------- Artikel selengkapnya dalam format PDF ----------------
Thanks for information from your website
ReplyDeletePenyebab wasir
Wasir dan Cara Mengatasinya
I am very lucky to be able to visit here
ReplyDeleteObat Herbal Pembersih Paru Paru Perokok Murah BPOM
Obat Tbc Herbal Di Apotik
ReplyDeleteObat Pengapuran Sendi Herbal Di Apotik