Pembunuh Diam – Diam Itu Bernama Hipertensi
Namanya
Astuti. Tahun ini, wanita berusia 55 tahun ini, berencana menunaikan ibadah haji. Ia sangat bersyukur akan hal itu. Namun, ada sesuatu yang
membuat dia gelisah. Ongkos naik haji belum lunas? Bukan itu. "Waktu periksa kesehatan di Puskesmas untuk persyaratan haji, tekanan darah saya kok tinggi ya,
160/100," keluh Astuti.
Ini bukanlah kali pertama Tuti, demikian nenek empat cucu ini biasa dipanggil, mengetahui tekanan darahnya tinggi. Pada dua kunjungan ke dokter sebelumnya yang pertama saat sakit maagnya kambuh, dan kedua saat ia terserang flu berat tekanan darahnya juga diketahui tinggi: 150/100 dan 160/100.
Anehnya, kata Tuti, walau tekanan darahnya tinggi, ia tak pernah merasakan gejala-gejala yang mengganggu semisal pusing, sakit kepala, tengkuk terasa kaku, atau jantung
berdebar. Pendek kata, ia merasa baik-baik saja. Namun setelah pada tiga kali pengukuran, tekanan darah sistolik dan diastoliknya diketahui berada pada angka yang tinggi, Tuti mulai cemas. Ia teringat dua famili dekatnya yang sakit hipertensi lalu terserang stroke dan meninggal.
Kecemasan ini akhirnya menggiring Tuti untuk mengonsultasikan masalah tekanan darahnya ke dokter. Benar saja, dokter menyatakan Tuti menderita tekanan darah tinggi (hipertensi). Oleh dokter, Tuti diminta untuk mengontrol tekanan darahnya dengan obat, juga memperbaiki gaya hidup.
Setelah beberapa minggu minum obat dari dokter, Tuti kembali mengukur tekanan darahnya. Kini ia bisa kembali tersenyum. "Tekanan darah saya turun menjadi 140/90. Alhamdulillah."
Berhentikah ia minum obat pengontrol tekanan darah? Tidak. Sesuai anjuran dokter, ia minum obat itu secara rutin. Tujuannya tak lain, agar tekanan darah selalu terkontrol dan terhindar dari komplikasi seperti sakit jantung, ginjal, dan stroke.Tuti yang
semula mencemaskan tekanan darahnya,
kini merasa lebih sehat. Ia pun merasa lebih siap untuk menunaikan ibadah haji.
Apa itu
hipertensi?
Sebelum membahas lebih jauh mengenai hipertensi, ada baiknya kita kenali dulu apa itu tekanan darah. Dalam buku berjudul Blood
Pressure karya Prof DG Beevers
disebutkan, tekanan darah didefinisikan sebagai tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung memompakan darah ke seluruh
tubuh. Setiap kali jantung berdetak
(sekitar 60-70 kali per menit pada saat istirahat) ia akan memompa darah ke dalam arteri.
Nah, tekanan
darah mencapai puncaknya ketika jantung berdetak dan memompakan darah. Situasi ini disebut tekanan sistolik. Sebaliknya, pada saat jantung berada dalam keadaan istirahat, di
antara dua detakan, tekanan darah
akan turun. Situasi ini disebut
tekanan diastolik.
Tekanan darah selalu digambarkan
dengan dua angka ini, tekanan sistolik dan diastolik. Jadi, pada
tekanan darah 120/80, artinya tekanan darah sistolik 120, dan tekanan darah diastolik 80. Lalu, apa yang disebut hiper-tensi? Hipertensi
atau yang lebih dikenal dengan
penyakit darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian (mortalitas). Hipertensi diindikasikan oleh
tekanan darah yang mencapai atau
melebihi 140/90 mmHg pada dua kesempatan pengukuran yang berbeda.
------------- Artikel selengkapnya dalam format PDF ---------------------
Thanks for information from your website
ReplyDeletePenyebab wasir
Wasir dan Cara Mengatasinya