Thursday, 9 May 2013

Bahaya Susu bermelamin Pada Ginjal Bayi



Bahaya Susu Bermelamin Pada Ginjal Bayi

Mengacu kepada hasil penelitian bina­tang tersebut, kejadian gangguan fungsi ginjal sampai dengan
gagal ginjal pada bayi bukan hal yang tidak mungkin. Oleh karena itu, minuman susu atau bahan yang mengandung melamin harus dihindarkan.
Akhir - akhir ini baik di media massa diberitakan mengenai adanya susu yang terkontaminasi oleh melamin dan mengakibatkan kesakitan dan kematian pada bayi yang terjadi di Cina.
Menteri Kesehatan RI menyam­paikan sedikitnya 6 dari 19 produk makanan impor asal Cina yang be­redar di Indonesia positif mengan­dung melamin dengan kadar me­lamin berkisar 8,51 mg/kg ‑ 945,86 mg/kg.
Selain itu terdapat enam produk makanan asal Cina bermelamin yang beredar secara ilegal. Oleh karena itu, Menteri Kesehatan menginstruksikan untuk menarik dan mengamankan susu/makanan yang jelas/dicurigai mengandung melamin.
Di Indonesia ribuan produk yang mengandung susu dari Cina diamankan dan ditarik dari per­edaran, dalam rangka melindungi masyarakat dari risiko bahaya yang ditimbulkannya. Hal yang la­ma dilakukan oleh negara-negara lain yang mengimpor makanan dari Cina.
Nutrisi
Melamin (1,3,5-triazine-2,4,6-triamin) memiliki rumus kimia C3H6N6 merupakan bahan kimia yang berbasis organik yang banyak ditemukan dalam bentuk kristal putih dalam nitrogen. la sering di­gunakan dalam perindustrian ber­sama dengan formaldehid untuk memproduksi resin melamin.
Produk akhir melamin adalah lem, bahan-bahan rumah tangga, penghapus, pencegah kebakaran dan pupuk. Biasanya digunakan sebagai bahan campuran plastik dan pupuk.
Melamin tidak punya nilai nut­risi, tetapi kaya nitrogen, sehingga bila dicampur dengan susu akan menyebabkan kadar protein susu seolah lebih tinggi daripada asli­nya. Namun pencampuran mela­min pada makanan bersifat ilegal.
Melamin dilaporkan memiliki dosis yang mematikan (> 3000 mg/kg) bila diberikan pada tikus. Bersifat iritasi bila terhirup atau kontak dengan mata dan kulit.
Untuk kelinci, dosis mematikan yaitu > 1.000 mg/kg. Sedangkan melamin sianurat apabila diberi­kan pada kelinci atau tikus akan mematikan jika dosis 4,1 gr/kg a masuk ke dalam lambung dan 3,5 gr/kg bila dihirup.
Bila dikonsumsi lama dapat me­nyebabkan gangguan reproduksi, batu ginjal/kandung kemih yang pada akhirnya dapat menyebab­kan kanker kandung kemih.
Efek
Toksisitas melamin pada mama­lia relatif rendah, beberapa peneli­tian pada binatang menunjukkan konsumsi melamin dapat menye­babkan batu ginjal, kanker dan gangguan reproduksi.
Gejala keracunan melamin sa­ma seperti keracunan amonia. Me­lamin dan bahan-bahan yang mengandung melamin dapat me­nyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan ginjal.
Melamin setelah dikonsumsi se­cara tidak disengaja akan diab­sorbsi di dalam lambung masuk ke dalam sirkulasi darah kemudian difiltrasi oleh ginjal dan secara ce­pat dieliminasi di dalam urin.
Pada manusia, tidak ada data yang menunjukkan adanya efek beracun karena melamin, namun terdapat data toksisitas pada hewan.
Penelitian pada hewan, menun­jukkan melamin dosis tinggi bere­fek pada kandung kemih, biasanya menyebabkan peradangan epitel kandung kemih, pembentukan ba­tu kandung kemih, dan ditemu­kannya kristal melamin pada urin.
Analisis terhadap batu kandung kemih, menunjukkan terdapat campuran antara melamin, prote­in, asam urat, dan fosfat.
Penelitian pada binatang (2004 dan 2007), yaitu pada anjing dan kucing yang mendapat makanan hewan yang terkontaminasi mela­min kemudian menderita gagal ginjal akut dan akhirnya mati.
Pada waktu dilakukan bedah mayat, dilakukan pemeriksaan pa­tologi anatomi, didapatkan kristal kombinasi melamin dan asam sia­nurat pada saluran ginjal. Akibat­nya adalah kerusakan dan sumbat­an pada ginjal dan akhirnya me­nyebabkan gagal ginjal.
Melamin dapat terdegradasi menjadi bentuk akhir yang dikenal dengan nama asam sianurat. Mungkin saja terjadi reaksi antara melamin dengan asam sianurat se­hingga terbentuk kristal yang me­rupakan cikal bakal batu di dalam genial.
Lalu apakah yang disebut de­ngan asam sianurat (Cyanuric Acid)? Asam sianurat (1,3,5-triazi­ne-2,4,6-triol) merupakan bahan kimia dengan formula (CNOH)3 dan merupakan degradasi akhir dari melamin. Bahan ini berwama putih, tidak berbau, padat, diguna­kan sebagai komponen pemutih, disinfektan dan herbisida.
Asam sianurat juga digunakan untuk meningkatkan nitro­gen/protein dalam makanan seca­ra buatan (harganya lebih murah daripada melamin) walaupun hal ini juga merupakan perbuatan ilegal.
Melamin tanpa kombinasi de­ngan asam sianurat tidak menye­babkan gagal ginjal pada percoba­an binatang, namun bila telah di­kombinasikan akan merusak tubu­les ginjal sehingga dapat terjadi gagal ginjal.
Mengacu pada hasil penelitian binatang tersebut, kejadian gang­guan fungsi ginjal sampai dengan gagal ginjal pada bayi bukan hal yang tidak mungkin. Oleh karena itu, minuman susu atau bahan yang mengandung melamin harus dihindarkan.
Waspada
Menurut WHO ada suatu meto­da untuk mewaspadai kejadian akibat mengonsurnsi makanan yang mengandung melamin yaitu dengan surveillance case defini­tion.
Kasus ini didefinisikan apabila bayi dengan batu ginjal atau dite­mukan masalah ginjal (tidak bu­ang air kecil sedikit, kencing kelu­ar darah, atau gagal ginjal), yang diperoleh setelah mengonsumsi susu formula bayi yang diproduksi di Cina sebelum 6 Agustus 2008. Definisi ini berlaku jika penyebab lain dari batu ginjal sudah dising­kirkan.
Gejala klinis yang mungkin ter­jadi pada bayi yang dipengaruhi oleh susu yang mengandung mela­min di Cina:
1. Menangis terus menerus tanpa sebab, terutama ketika berke­mih.
2. Terdapat darah pada urin ba­ik secara makroskopis atau mikro­skopis.
3. Gagal ginjal akut obstruktif. buang air kecil sedikit/ tidak bu­ang air kecil.
4. Keluamya batu ketika berke­mih.
5. Tekanan darah tinggi, beng­kak.
Kriteria diagnosis:
1. Pernah mengonsumsi susu formula bayi yang mengandung melamin.
2. Terdapat satu atau lebih dari satu manifestasi klinis di atas.
3. Hasil laboratorium menun­jukkan adanya kencing darah baik secara langsung atau dengan pe­meriksaan mikroskop.
4. Pemeriksaan USG:
- Pembesaran kedua ginjal, kete­balan parenkim normal, kaliks ginjal tumpul.
Dengan perjalanan penyakit, pelvis ginjal dan ureter akan tam­pak membengkak.
Batu sebagian besar terdapat pada duktus koligentes dan kedua ureter. Batu ureter, sebagian besar terdapat pada persilangan pelvis dan ureter. Batu terkumpul di situ tempat, menjadi keras.
Bagaimana tindakannya apabila menemukan kasus seperti ini?
1. Segera hentikan pengguna­an/pemberian susu formula yang diduga terkontaminasi.
2. Membawa bayi/anak segera ke dokter atau rumah sakit terde­kat, untuk dapat dilakukan peme­riksaan lebih lanjut.
3. Membawa susu formula yang dikonsumsi oleh bayi.
4. Setiap orang/ibu/bapak/keluar­ga atau siapa pun wajib waspada terhadap kemungkinan anak/bayi­nya mengonsurnsi makanan atau susu yang terkontaminasi mela­min terutama makanan atau susu yang diproduksi dari Cina atau ba­han dasarnya didatangkan dari Ci­na.
(Nanan Sekarwana, Bag Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS)***
sumber : Pikiran Rakyat, 26 Oktober 2008

No comments:

Post a Comment