Diabetes mellitus (kencing manis) adalah penyakit seumur hidup. Ya,
karena penyakit ini belum bisa disembuhkan, hanya saja dapat dikendalikan
sehingga kadar gula darah diabetesi (pengidap diabetes) tetap berada dalam
kisaran normal. Dengan cara ini, aneka komplikasi fatal akibat diabetes seperti
gangguan
ginjal, jantung, maupun stroke,bisa dihindarkan.
Masalahnya adalah, tak semua penderita diabetes sukses melakukan jurus
pengendalian. Akibatnya, kadar gula darah tak terkontrol. Terkait dengan hal
ini, ada satu kondisi yang sangat perlu diwaspadai yakni lonjakan gula darah
pada dua jam setelah makan hingga rnencapai 200 mg/dI atau lebih. Kondisi
inilah yang disebut hiperglikemia postprandial (HP). Tahukah Anda, jika dibiarkan
berlarut-larut, HP berpotensi memicu terjadinya penyakit jantung.
Walau berbahaya, nyatanya HP kurang mendapat perhatian dari para diabetesi.
"Karena itu, saat ini sedang dibuat guideline penatalaksanaannya untuk
menghindari HP,'' kata Ketua Asosiasi Diabetes Indonesia, Prof Dr Sidartawan
Soegondo SpPD dalam sebuah diskusi mengenai bahaya HP di Jakarta, belum lama
ini.
International Diabetes Federation, pada April 2007 mencatat, penderita
diabetes berisiko terkena penyakit kardiovaskuler 2-4 kali lebih besar
dibanding orang-orang yang tidak mengidap diabetes. Federasi ini, juga menyatakan,
sekitar 80 persen dari pasien diabetes meninggal karena penyakit
kardiovaskuler.
Tak hanya pada mereka yang telah mengidap diabetes, HP juga bisa dialami
oleh mereka yang masih dalam tahap pradiabetes. "Bagi penderita
pradiabetes, HP bisa mengakibatkan dia menyandang diabetes tipe 2," kata
Sidartawan dalam acara yang diprakarsai oleh Bayer Schering Pharma itu.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) Jakarta
ini, mengatakan, biasanya seseorang yang mengalami HP tidak mengalami
gangguan kesehatan berarti. "Tapi makin tinggi kadar gula darah, biasanya
seseorang akan makin sering merasa kehausan dan sering kencing."
Kadar gula darah yang tinggi, kata Ketua Umum Persatuan Diabetes Indonesia ini,
bisa merusak dinding - dinding pembuluh darah. Nah, kerusakan itu akan
mengganggu fungsi endotel yang berakibat aliran darah terganggu. Bila sirkulasi
darah yang buruk ini melewati pembuluh darah besar, bisa melukai otak sehingga mengakibatkan
stroke. Bila melalui jantung, bisa mengakibatkan jantung koroner. Selain itu,
bila terjadi pada pembuluh darah kecil, tingginya kadar gula bisa melukai
mata, ginjal, saraf, dan kulit. Bahkan, bisa memperlambat proses penyembuhan
luka.
Akibatkan
kematian
Diabetes adalah penyakit keempat terbesar yang mengakibatkan kematian di
seluruh dunia. Setiap tahunnya, lebih dari 3 juta orang di seluruh dunia meninggal
akibat diabetes. Sayangnya, orang seringkali tak menyadari bahwa dirinya
menderita diabetes. Akibatnya saat didiagnosis oleh dokter, perjalanan penyakit
sudah lanjut. Pada tahap ini, risiko komplikasi pada pembuluh darah mikro
(penyakit mata, ginjal, dan saraf) dan pembuluh darah makro (penyakti
kardiovaskuler) menjadi tinggi.
Untuk memperkecil risiko komplikasi, sangat penting bagi diabetesi untuk
mengontrol kadar gula darahnya. Menurut Sidartawan, risiko timbulnya penyakit
kardiovaskuler, serta komplikasi diabetes yang lain akan
turun apabila diabetesi selalu menjaga kadar gulanya dalam angka yang 'aman'
yakni kadar gula darah ketika puasa kurang dari 100 mg/dl dan kadar gula darah
dua jam setelah makan di bawah 140 mg/dl.
Ada cara
sederhana yang dapat dilakukan dalam mengatasi hiperglikemia postprandial, yakni
mengatur pola hidup sehat dan latihan jasmani. Namun, bila upaya ini tak
membuahkan hasil, maka perlu dibantu dengan obat - obatan, semisal obat hipoglikemik
oral.
sumber : Republika, 25 Desember 2007
No comments:
Post a Comment