Thursday, 9 May 2013

JANGAN PANIK BILA ANAK ANDA DEMAM



Jangan Panik Bila Demam Menyerang

Untuk mengatasi demam, tentunya paling baik adalah men­gatasi penyebabnya. Akan tetapi, sebagai suatu mekanisme per­tahanan tubuh, demam menjadi gejala awal semua penyakit in­feksi dan bermacam - macam penyakit noninfeksi.
Hampir semua orang pernah merasakan demam. Kadang - ka­dang, saat demam memang terasa panas, tetapi bisa juga justru tubuh sangat kedinginan.
Ketika demam menyerang, tentunya setiap orang dewasa harus dapat melakukan tin­dakan awal yang tepat, baik ba­gi dirinya sendiri maupun ba­gi orang lain yang ada di ling­kungan. Tidak mungkin untuk selalu memperoleh pertolon­gan tenaga medis ketika de­mam datang. Untuk itu perlu dimiliki pengetahuan yang tepat tentang demam.
Suhu tubuh normal manusia berdasarkan pengamatan Wunderlich, lebih dari 120 ta­hun yang lalu, adalah sekitar 37 derajat Celsius. Namun, sebe­tulnya terdapat rentang suhu normal yang bervariasi pada setiap individu. Misalnya pada wanita, suhu tubuhnya akan berubah - ubah seiring siklus haidnya. Untuk usia 18 - 40 ta­hun, rentangnya 36,8 0C lebih atau kurang 0,4 0C. Suhu tert­inggi biasanya tedadi pada pu­kul 6 pagi dan suhu terendah terjadi pada sekitar pukul 4 sampai 6 sore. Dengan demi­kian, kriteria demam dapat di­katakan sebagai suhu tubuh di atas 37,2 derajat C pada pagi hari dan suhu tubuh di atas 37,7 derajat C pada sore hari. Akan tetapi, secara umum, orang - orang menyadari bila­mana suhu tubuhnya "tidak normal" karena sudah hafal dengan siklus suhu tubuhnva masing - masing.
Suhu tubuh diatur oleh se­buah pusat pengaturan suhu tubuh yang berada di bagian otak manusia disebut hypotha­lamus. Hypothalamus ini akan merespons terhadap keadaan lingkungan dengan mengatur pelepasan panas tubuh sehing­ga terjadi keseimbangan. Misalnya, ketika suhu lingkungan sangat dingin, hypothalamus akan merangsang pembuluh darah agar mengecil (vasokon­striksi) sehingga panas tidak mudah lepas dari tubuh. Seba­liknya, bila suhu lingkungan terlalu panas, pembuluh darah akan dirangsang sehingga me­lebar dan panas tubuh dapat dilepaskan. Pengaturan ini ju­ga meliputi pengaturan ting­kah laku, seperti kecenderun­gan untuk mencari selimut ketika udara lingkungan terasa dingin. Suhu tubuh di atas nor­mal sebetulnya dibagi menjadi dua kriteria, fever (demam) dan hyperthermia (hiperter­mi). Hipertermi adalah suatu kenaikan suhu tubuh lebih dari normal di atas setting hypo­thalamus karena ketidakmam­puan melepas panas. Pada hi­pertermia, setting (pengatur­an) suhu hypothalamus tidak berubah alias normal. Namun mekanisme tubuh gagal merai­hnya karena ketidakmampuan melepas panas. Misalnya pada saat olah raga berat atau pada saat berada di dalam bus kota tanpa AC di tengah hari yang sangat panas. Pada keadaan itu. suhu tubuh kita naik, tapi bukan demam. Hipertermia bisa berat sampai pada ke­adaan heat stroke (sengatan panas) yang sering terjadi pada saat upacara bendera menye­babkan penderita pingsan.
Untuk mengatasi hiperter­mi, tidak ada gunanya memi­num obat penurun panas kare­na setting hypothalamus sebe­tulnya normal. Yang paling baik adalah melakukan pendinginan fisik sesegera mung­kin, seperti kompres air dingin, kipas, memindahkan ke tem­pat yang sejuk. Bila penderita sadar, beri air minum dingin yang banyak. Bila penderita tidak segera sadar, ia harus dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Kebalikan dari hipertermi, pada demam (fever) setting suhu di hypothalamus memang naik sehingga mekanis­me yang terjadi dalam tubuh pun mengacu pada derajat suhu yang lebih tinggi tersebut. Hal ini sebetulnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang luar biasa. Ketika ikan disuntik dengan kuman berba­haya, ikan akan meningkatkan suhu tubuhnya dengan bere­nang ke daerah yang suhu airnya lebih tinggi. Sementara kadal akan berjemur di bawah sinar matahari untuk menca­pai keadaan "demam". Per­tumbuhan dan keganasan be­berapa jenis kuman akan ter­ganggu pada suhu tinggi dan sebaliknya beberapa sel pertahanan tubuh akan meningkat aktivitasnya. Secara umum de­mam meningkatkan kemam­puan bertahan terhadap se­rangan infeksi. Barangkali itu­lah sebabnya Allah mengatur setting suhu di hypothalamus untuk naik ketika terjadi infek­si. Walaupun begitu, tampak­nya demam menuntut harga yang lumayan berat. Pertama, orang akan merasa tidak nya­man dengan keadaan demam. Kemudian tiap kenaikan suhu tubuh 10 OC akan terjadi pe­ningkatan pemakaian oksigen sekitar 13 persen dan kebutuh­an akan kalori dan cairan. Hal ini menyebabkan banyak sekali gangguan "pendamping" de­mam yang muncul seperti nye­ri pinggang, pegal - pegal, nyeri tulang, tidak nafsu makan. Bahkan, demam juga dapat memengaruhi keadaan mental yang menyebabkan mengigau sampai koma. Pada anak, de­mam bisa menyebabkan ke­jang.
Untuk mengatasi demam, tentunya paling baik adalah mengatasi penyebabnya. Akan tetapi, sebagai suatu mekanis­me pertahanan tubuh, demam menjadi gejala awal semua pe­nyakit infeksi dan bermacam­ - macam penyakit noninfeksi. Demam akibat virus demam berdarah dengue akan sama saja dengan demam oleh virus influenza pada hari pertama. Oleh sebab itu, sangat jarang kalau tidak mustahil-- dokter ahli sekalipun dapat menge­tahui penyebab pasti suatu de­mam pada hari pertama. Dok­ter yang baik akan menerang­kan hal ini dan menyarankan penderita untuk diperiksa kembali pada hari berikutnya.
Sebelum dapat mengatasi penyebab demam, tindakan yang dilakukan adalah mengatasi demam itu sendiri. Bila demam mencapai lebih dari atau sama dengan 41 OC (hi­perpireksia), penanganan se­baiknya dilakukan di rumah sakit. Selain untuk mengatasi suhu tingginya, hiperpireksia biasanya kemudian terbukti akibat penyebab yang cukup berbahaya. Bila demam di bawah 41 OC dan tidak ada ge­jala - gejala berat lain yang menyertai, Anda dapat melakukan tindakan awal sebelum pergi ke dokter. Pendinginan fisik se­perti halnya pada hipertermia dapat dilakukan, namun se­baiknya tidak terlalu drastis. Misalnya pada anak kecil, kompreslah dengan air hangat, jangan air dingin. Walaupun penderita mengeluh kedingi­nan, jangan beri selimut yang tebal sekali karena justru dapat menyebabkan heat stroke. Ka­rena pada penderita demam kebutuhan cairan dan kalori bertambah, berilah minum yang banyak dan makan se­cukupnya. Bila penderita se­cara umum kesehatan sebe­lumnya baik atau tidak meng­indap penyakit tertentu seperti kerusakan fungsi hati, obat - ­obatan penurun panas yang ada di pasaran dapat diguna­kan sesuai dosis yang tercan­tum di petunjuk pemakaian. Sebagian besar obat - obatan ini bekerja dengan menurunkan setting suhu yang ada di hypo­thalamus sehingga dapat mengatasi gejala demam. Untuk anak - anak yang rentan kejang, bisa dipersiapkan obat pence­gahan tertentu dari dokter se­bagai persiapan.
Sediakan selalu termometer pengukur suhu tubuh di rumah. Bila terserang demam, tidak perlu panik. Lakukan langkah - langkah mudah tersebut di atas.***
(dr. Imas Damayanti, dosen Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Uni­versitas Pendidikan Indonesia) 
(  Sumber : Pikiran Rakyat, Minggu 26 Agustus 2007 )



No comments:

Post a Comment