Jangan
Panik Bila Demam Menyerang
Untuk mengatasi demam, tentunya paling baik adalah mengatasi
penyebabnya. Akan tetapi, sebagai suatu mekanisme pertahanan tubuh, demam
menjadi gejala awal semua penyakit infeksi dan bermacam - macam penyakit
noninfeksi.
Hampir semua orang pernah merasakan demam. Kadang - kadang, saat demam
memang terasa panas, tetapi bisa juga justru tubuh sangat kedinginan.
Ketika demam menyerang, tentunya setiap orang dewasa harus dapat
melakukan tindakan awal yang tepat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi
orang lain yang ada di lingkungan. Tidak mungkin untuk selalu memperoleh
pertolongan tenaga medis ketika demam datang. Untuk itu perlu dimiliki
pengetahuan yang tepat tentang demam.
Suhu tubuh normal manusia berdasarkan pengamatan Wunderlich, lebih dari
120 tahun yang lalu, adalah sekitar 37 derajat Celsius. Namun, sebetulnya
terdapat rentang suhu normal yang bervariasi pada setiap individu. Misalnya
pada wanita, suhu tubuhnya akan berubah - ubah seiring siklus haidnya. Untuk
usia 18 - 40 tahun, rentangnya 36,8 0C lebih atau kurang 0,4 0C.
Suhu tertinggi biasanya tedadi pada pukul 6 pagi dan suhu terendah terjadi
pada sekitar pukul 4 sampai 6 sore. Dengan demikian, kriteria demam dapat dikatakan
sebagai suhu tubuh di atas 37,2 derajat C pada pagi hari dan suhu tubuh di atas
37,7 derajat C pada sore hari. Akan tetapi, secara umum, orang - orang
menyadari bilamana suhu tubuhnya "tidak normal" karena sudah hafal
dengan siklus suhu tubuhnva masing - masing.
Suhu tubuh diatur oleh sebuah pusat pengaturan suhu tubuh yang berada di
bagian otak manusia disebut hypothalamus. Hypothalamus ini akan merespons
terhadap keadaan lingkungan dengan mengatur pelepasan panas tubuh sehingga
terjadi keseimbangan. Misalnya, ketika suhu lingkungan sangat dingin,
hypothalamus akan merangsang pembuluh darah agar mengecil (vasokonstriksi)
sehingga panas tidak mudah lepas dari tubuh. Sebaliknya, bila suhu lingkungan
terlalu panas, pembuluh darah akan dirangsang sehingga melebar dan panas tubuh
dapat dilepaskan. Pengaturan ini juga meliputi pengaturan tingkah laku,
seperti kecenderungan untuk mencari selimut ketika udara lingkungan terasa
dingin. Suhu tubuh di atas normal sebetulnya dibagi menjadi dua kriteria,
fever (demam) dan hyperthermia (hipertermi). Hipertermi adalah suatu kenaikan
suhu tubuh lebih dari normal di atas setting hypothalamus karena ketidakmampuan
melepas panas. Pada hipertermia, setting (pengaturan) suhu hypothalamus tidak
berubah alias normal. Namun mekanisme tubuh gagal meraihnya karena ketidakmampuan
melepas panas. Misalnya pada saat olah raga berat atau pada saat berada di
dalam bus kota
tanpa AC di tengah hari yang sangat panas. Pada keadaan itu. suhu tubuh kita
naik, tapi bukan demam. Hipertermia bisa berat sampai pada keadaan heat stroke
(sengatan panas) yang sering terjadi pada saat upacara bendera menyebabkan
penderita pingsan.
Untuk mengatasi hipertermi, tidak ada gunanya meminum obat penurun
panas karena setting hypothalamus sebetulnya normal. Yang paling baik adalah
melakukan pendinginan fisik sesegera mungkin, seperti kompres air dingin,
kipas, memindahkan ke tempat yang sejuk. Bila penderita sadar, beri air minum
dingin yang banyak. Bila penderita tidak segera sadar, ia harus dibawa ke
fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Kebalikan dari hipertermi, pada demam (fever) setting suhu di
hypothalamus memang naik sehingga mekanisme yang terjadi dalam tubuh pun
mengacu pada derajat suhu yang lebih tinggi tersebut. Hal ini sebetulnya
merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang luar biasa. Ketika ikan disuntik
dengan kuman berbahaya, ikan akan meningkatkan suhu tubuhnya dengan berenang
ke daerah yang suhu airnya lebih tinggi. Sementara kadal akan berjemur di bawah
sinar matahari untuk mencapai keadaan "demam". Pertumbuhan dan
keganasan beberapa jenis kuman akan terganggu pada suhu tinggi dan sebaliknya
beberapa sel pertahanan tubuh akan meningkat aktivitasnya. Secara umum demam
meningkatkan kemampuan bertahan terhadap serangan infeksi. Barangkali itulah
sebabnya Allah mengatur setting suhu di hypothalamus untuk naik ketika terjadi
infeksi. Walaupun begitu, tampaknya demam menuntut harga yang lumayan berat.
Pertama, orang akan merasa tidak nyaman dengan keadaan demam. Kemudian tiap
kenaikan suhu tubuh 10 OC akan terjadi peningkatan pemakaian
oksigen sekitar 13 persen dan kebutuhan akan kalori dan cairan. Hal ini
menyebabkan banyak sekali gangguan "pendamping" demam yang muncul
seperti nyeri pinggang, pegal - pegal, nyeri tulang, tidak nafsu makan. Bahkan,
demam juga dapat memengaruhi keadaan mental yang menyebabkan mengigau sampai
koma. Pada anak, demam bisa menyebabkan kejang.
Untuk mengatasi demam, tentunya paling baik adalah mengatasi penyebabnya.
Akan tetapi, sebagai suatu mekanisme pertahanan tubuh, demam menjadi gejala
awal semua penyakit infeksi dan bermacam - macam penyakit noninfeksi. Demam
akibat virus demam berdarah dengue akan sama saja dengan demam oleh virus
influenza pada hari pertama. Oleh sebab itu, sangat jarang kalau tidak
mustahil-- dokter ahli sekalipun dapat mengetahui penyebab pasti suatu demam
pada hari pertama. Dokter yang baik akan menerangkan hal ini dan menyarankan
penderita untuk diperiksa kembali pada hari berikutnya.
Sebelum dapat mengatasi penyebab demam, tindakan yang dilakukan adalah
mengatasi demam itu sendiri. Bila demam mencapai lebih dari atau sama dengan 41
OC (hiperpireksia), penanganan sebaiknya dilakukan di rumah sakit.
Selain untuk mengatasi suhu tingginya, hiperpireksia biasanya kemudian terbukti
akibat penyebab yang cukup berbahaya. Bila demam di bawah 41 OC dan
tidak ada gejala - gejala berat lain yang menyertai, Anda dapat melakukan
tindakan awal sebelum pergi ke dokter. Pendinginan fisik seperti halnya pada
hipertermia dapat dilakukan, namun sebaiknya tidak terlalu drastis. Misalnya
pada anak kecil, kompreslah dengan air hangat, jangan air dingin. Walaupun
penderita mengeluh kedinginan, jangan beri selimut yang tebal sekali karena
justru dapat menyebabkan heat stroke. Karena pada penderita demam kebutuhan
cairan dan kalori bertambah, berilah minum yang banyak dan makan secukupnya.
Bila penderita secara umum kesehatan sebelumnya baik atau tidak mengindap
penyakit tertentu seperti kerusakan fungsi hati, obat - obatan penurun panas
yang ada di pasaran dapat digunakan sesuai dosis yang tercantum di petunjuk
pemakaian. Sebagian besar obat - obatan ini bekerja dengan menurunkan setting
suhu yang ada di hypothalamus sehingga dapat mengatasi gejala demam. Untuk
anak - anak yang rentan kejang, bisa dipersiapkan obat pencegahan tertentu
dari dokter sebagai persiapan.
Sediakan selalu termometer pengukur suhu tubuh di rumah. Bila terserang
demam, tidak perlu panik. Lakukan langkah - langkah mudah tersebut di atas.***
(dr. Imas Damayanti, dosen Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia)
( Sumber : Pikiran Rakyat, Minggu 26 Agustus
2007 )
No comments:
Post a Comment