Wednesday, 15 May 2013

MADU DARI OBAT SAMPAI KOSMETIK



Madu, Dari Obat Sampai Kosmetik
Meski sama manis, ada hal yang membuat madu berbeda dengan gula. Sebut umpamanya dari dampak nya terhadap kesehatan gigi: para pengonsumsi gula lebih terancam mengalami kerusakan gigi dibandingkan dengan madu. Pa­salnya, gula mengandung molekul sukrosa polymerase "utuh" yang akan dimanfaatkan Streptococcus mutans, bakteri yang biasa nangkring di mu­lut, untuk membentuk plak. Sementa­ra pada madu, dengan bantuan enzim invertase milik lebah, yang sebelum­nya telah memecah molekul tersebut menjadi fruktosa dan glukosa, sang bakteri tak bisa memanfaatkannya menjadi plak.
Dampak lain situasi ini dapat dilihat dari kecepatannya diserap tubuh. "Ba­han" yang telah dipecah menjadi glu­kosa dan fruktosa lebih tokcer meng­genjot stamina, sebab tak perlu mele­wati proses rumit enzim pencernaan untuk bisa dimobilisasi, dibandingkan dengan sediaan yang masih "belepot­an" sukrosa.
Oleh karena itu, tak perlu heran jika dengan cara minum beberapa sloki madu setiap pagi, Raja Farouk dari Mesir mampu "membagi waktu" seca­ra adil pada 400 orang selirnya. Pun kebiasaan kaum lelaki pada masyara­kat kita, yang kerap mencampurnya dengan kuning telur sebelum "tem­pur" maupun setelah bekerja berat.

Namun kehebatan madu tidak ha­nya itu, hingga tidak bisa disamakan dengan gula. Beberapa keunggulan lainnya:
Menjadi obat
Kemampuan madu menjadi obat se­betulnya sudah terendus sejak dahulu kala. Dalam sebuah dokumen Mesir kuno yang ditulis di atas papirus seki­tar tahun 2600-2200 SM dinyatakan, madu merupakan bahan utama pe­nyembuh luka.
 Artikel Selengkapnya dalam format Pdf dapat dilihat DISINI__Bila muncul pesan dari adfly  KLIK SKIP AD atau LEWATI
 

No comments:

Post a Comment